Minggu, 18 Desember 2016

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Nama : Kiky Amalia Rizki
NPM  : 716.2.2.1074
Kelas  : Akuntansi B


BAB 10

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK


HAL-HAL YANG DITERANGKAN
1.      Karateristik Pasar Persaingan Monopolistik
2.      Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
3.      Pasar Persaingan Monopolistikdan Efisiensi Ekonomi
4.      Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
5.      Pengaturan Pasar Persaingan Monipolistik


1.   Karateristik Pasar Persaingan Monopolistik

Tiga asumsi dasar persaingan monopolistic adalah

·      Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)
·      Jumlah perusahaan banyak dalam industry (large number of firms)
·      Bebas asuk dan keluar pasar (free entry and exit)

1.         Produk Yang Terdiferensiasi (differentiated product)

Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibeddakan oleh konsuen dengan melihat siapa produsennya. Jika dalam pasar persaingan sempurna konsumen membeli barang tanpa perlu membedakan siapa produsen, dalam persaingan monopolistik yang menjadi pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat diperbedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh kemasan, merek, dan pelayanannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap untuk produk-produk sabun mandi, pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain. Seorang gadis yang biasa menggunakan sabu mandi bermerek “Sutera”, sulit untuk pindah ke merek lain. Dia dapat membedakan produk sabun kesukaannya dari produk perusahaan yang lain. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki daya monopoli, walau terbatas.

2.         Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firms)

Jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistik banyak. Di Indonesia dapat dilihat dari begitu banyaknya merek pakaian, dann sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.

3.         Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)

Laba supernormal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Dalam pasar persaingan monopolistik proses masuk-keluar akan terhenti bila semua perushaaan hanya memperoleh laba normal.


2.  Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek

Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, dan sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu firma dalam pasar persaingan monopolistis. Dalam persaingan  monopolistis, permintaan yang dihadapi firma adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.



3.   Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi

Laba super normal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang memasuki industri. Masuknya pendatang memberikan dua kemungkinan terhadap permintaan perusahaan lama. Yang pertama, pelanggan makin setia, secara grafis terlihat dari kurva permintaan jangka panjang lebih curam dari jangka pendek. Atau pelanggan makin bersifat memilih, di mana permintaan jangka panjang menjadi lebih landai disbanding jangka pendek. Bagaimana pun pengaruhnya, perusahaan hanya akan dapat bertahan dalam jangka panjang jika mampu menikmati laba normal, pada saat harga jual sama dengan biaya rata-rata (P = AC).


4.   Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang

Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada firma-firma baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah firma di pasar. Sebagai akibatnya setiap firma akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan firma baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) kesebelah kiri. Kemasukan firma baru dan penggeseran kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga firma hanya memperoleh keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan firma dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistik setiap firma hanya mendapat keuntungan normal didalam jangka panjang.

Corak kegiatan firma dalam persaingan monopolistik ketika  mendapat keuntungan normal adalah berbeda dengan corak kegiatan firma dalam persaingan sempurna yang juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah 1. Harga dan ongkos produksi dipasar persaingan monopolistik lebih tinggi. 2. Kegitan memproduksi di pasar persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal (mencapai tingkat dimana ongkos produksi  perunit adalah paling rendah).



5.   Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik

Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik menimbulkan pertanyaan, apakah perlu pengaturan? Jawabannya adalah tidak! Hal ini berlandaskan tiga argumen:

a.        Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss) relatif kecil.
b.        Permintaan yang sangat elastik menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relatif kecil.
c.  Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragamnya produk, peningkatan kkualitas, dan meningkatnnya kebebasan konsumen dalam memilih output.






DAFTAR PUSTAKA


http://ekonomimahasiswa.blogspot.co.id/2015/02/struktur-pasar-persaingan-monopolistik.html

“Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi)” Edisi Ketiga – Pratama Raharja, Mandala Manurung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar